Berita

Evaluasi Kemitraan Konservasi Pokmaswas Teluk Saleh dan Gili Balu

Sumbawa, 12 Desember 2024 – Kegiatan Evaluasi Kemitraan Konservasi Pokmaswas Teluk Saleh dan Gili Balu telah berlangsung di Hotel Nio Garden Sumbawa. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk BLUD UPTD BPSDKP Sumbawa-Sumbawa Barat, Dinas Perikanan Sumbawa, serta perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas), seperti Pokmaswas Hiu Putih, Laut Bersama, Lestari Bahari, Karya Abadi, Mutiara Hitam, Bua Lawah, dan Liang Kuri.

Evaluasi ini bertujuan untuk meninjau kembali program yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2024, mencakup pengelolaan perikanan berkelanjutan, patroli, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Acara dibuka pada pukul 09.30 dengan sambutan dari Sekretaris Dinas Perikanan Sumbawa yang menyampaikan apresiasi atas program yang telah dijalankan serta menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pengelolaan kawasan konservasi.

Pemaparan Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi

Kepala BLUD UPTD BPSDKP SSB menyampaikan materi mengenai kebijakan pengelolaan kawasan konservasi di wilayah Sumbawa-Sumbawa Barat. Beberapa poin utama yang dibahas meliputi:

  • Pembagian wilayah provinsi NTB dalam pengelolaan kawasan konservasi.
  • Sebaran kawasan konservasi perairan di NTB.
  • Kewenangan pemerintah provinsi dalam mengelola sumber daya laut hingga 12 mil laut dari garis pantai.
  • Peraturan terkait pengelolaan kawasan konservasi, termasuk UU No. 23 Tahun 2014 serta berbagai peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan.
  • Peran BLUD UPTD BPSDKP dalam pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
  • Pentingnya kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk NGO, kelompok masyarakat, pelaku usaha, dan lembaga pendidikan.

Evaluasi Program Pokmaswas Teluk Saleh dan Gili Balu

Forum Pokmaswas Teluk Saleh yang diwakili oleh Sekretaris Forum menjelaskan bahwa kemitraan ini dibentuk untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan pengelolaan kawasan konservasi. Sepanjang tahun 2024, sejumlah kegiatan telah dilaksanakan, di antaranya:

  • Pengawasan sumber daya perikanan: Dilakukan dengan metode smart patrol di Kawasan TWP Rakit Lipan dan TWP Liang Ngali sebanyak 18 kali dengan total jarak 481 km².
  • Kampanye penyadartahuan: Dilaksanakan enam kali di Desa Labuhan Kuris, Labuhan Sangoro, dan Batu Bangka.
  • Peningkatan kapasitas SDM: Belum terlaksana untuk Pokmaswas se-Teluk Saleh.

Sementara itu, Ketua Forum Pokmaswas Gili Balu menyampaikan pencapaian kemitraan mereka, termasuk:

  • Pelatihan search and rescue bagi masyarakat di TWP Gili Balu.
  • Pelatihan rescue diving untuk anggota Pokmaswas Gili Balu.
  • Pengawasan sumber daya perikanan: Metode smart patrol telah dilakukan sebanyak 27 kali dengan cakupan 442,4 km².
  • Kampanye penyadartahuan: Melalui sosialisasi di Desa Poto Tano dan distribusi stiker kawasan konservasi.
  • Perlindungan habitat: Rehabilitasi ekosistem karang, lamun, dan mangrove oleh Pokmaswas Bua Lawah.

Rencana Tindak Lanjut Kemitraan

Berdasarkan hasil evaluasi, beberapa kegiatan menunjukkan hasil positif, namun masih terdapat tantangan, terutama dalam peningkatan kapasitas Pokmaswas dan pengawasan zonasi. Oleh karena itu, disepakati beberapa langkah tindak lanjut, yaitu:

  1. Peningkatan kapasitas SDM, termasuk studi banding, pelatihan guiding dan bahasa Inggris, serta pelatihan search and rescue.
  2. Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, mencakup legalitas kapal, pengawasan bersama, dan penegakan aturan terhadap praktik ilegal fishing.
  3. Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, seperti armada pengawasan dan bantuan unit usaha berbasis potensi desa.
  4. Kampanye dan penyadartahuan, melalui pemasangan tanda zona inti, sosialisasi berbasis media sosial, serta edukasi dini terkait konservasi.
  5. Kemitraan ini akan berlangsung selama dua tahun dengan evaluasi setiap enam bulan.
  6. Keterlibatan akademisi dalam kemitraan untuk mendukung program berbasis ilmiah dan penelitian.

Evaluasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi antar-pihak dalam pengelolaan kawasan konservasi. Dengan adanya sinergi yang baik, diharapkan upaya pelestarian sumber daya kelautan dan perikanan dapat terus berlanjut demi kesejahteraan masyarakat pesisir serta kelestarian ekosistem laut.